Pasar teknologi global pada awal Oktober 2025 menunjukkan tanda-tanda stabilisasi dalam rantai pasokan semikonduktor yang sempat lumpuh selama bertahun-tahun. Stabilisasi ini didorong oleh dominasi perusahaan-perusahaan di Taiwan yang berhasil memproduksi secara massal chip generasi 3 nanometer (nm) dan 2 nm.
Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), produsen chip terbesar di dunia, mengumumkan bahwa mereka telah memenuhi target pengiriman untuk seluruh klien utamanya, termasuk raksasa teknologi dari Amerika Serikat dan Tiongkok. Keberhasilan ini tidak hanya mengakhiri kekurangan pasokan yang memukul industri otomotif dan elektronik, tetapi juga memperkuat posisi Taiwan sebagai pusat kekuatan teknologi tak tertandingi.
Persaingan Tiongkok-AS Beralih ke Kualitas, Bukan Kuantitas
Dominasi Taiwan ini memaksa Amerika Serikat dan Tiongkok untuk mengubah strategi dalam “perang chip.”
- AS dan Eropa kini berinvestasi besar-besaran untuk membangun pabrik chip di dalam negeri, namun upaya ini masih tertinggal dalam hal teknologi manufaktur paling canggih.
- Tiongkok dilaporkan mengalihkan fokus dari upaya mandiri pada teknologi chip super canggih (di bawah 3 nm) ke penguatan pasokan chip generasi lama (14-28 nm) untuk memenuhi kebutuhan sektor otomotif dan drone domestik.
Keunggulan teknologi Taiwan saat ini menciptakan dilema geopolitik, karena kekuatan ekonomi global sangat bergantung pada stabilitas pulau tersebut di tengah meningkatnya ancaman dari Beijing. Analis memprediksi bahwa fokus persaingan ke depan akan bergeser dari kecepatan produksi ke paten dan inovasi teknologi chip di bawah 2 nm.

































