BUENOS AIRES – Pemerintahan Presiden Javier Milei di Argentina memasuki periode paling turbulen pada awal Oktober 2025. Gelombang protes besar-besaran, yang didominasi oleh serikat pekerja dan kelompok sosial, melumpuhkan pusat-pusat kota di Buenos Aires dan Cordoba.
Protes ini dipicu oleh penerapan tahap kedua dari reformasi ekonomi ‘terapi kejut’ yang ekstrim, termasuk:
- Privatisasi Sektor Energi: Penjualan perusahaan minyak negara yang dianggap serikat pekerja akan menyebabkan PHK massal.
- Pemotongan Subsidi Transportasi: Kenaikan tajam tarif bus dan kereta api, yang sangat memukul daya beli masyarakat miskin dan kelas menengah.
Meskipun reformasi Milei berhasil menurunkan tingkat inflasi bulanan yang fantastis, dampaknya terhadap lapangan kerja dan kesejahteraan sosial memicu reaksi keras.
Ancaman Mogok Nasional dan Dukungan IMF
Serikat Pekerja Umum (CGT), serikat buruh terbesar di negara itu, telah mengancam akan melancarkan mogok nasional yang dapat melumpuhkan seluruh sektor vital.
- Respons Pemerintah: Presiden Milei menegaskan bahwa dia tidak akan mundur. Pemerintahannya menuduh para pemimpin serikat pekerja mencoba menggagalkan upaya untuk menyelamatkan ekonomi negara dari kebangkrutan.
- Dukungan Internasional: Di sisi lain, Dana Moneter Internasional (IMF) memberikan sinyal positif, menyatakan bahwa langkah-langkah fiskal Argentina berada di jalur yang benar untuk membuka akses pendanaan lebih lanjut. Namun, IMF juga mendesak Milei untuk menyusun jaring pengaman sosial yang lebih kuat guna melindungi kelompok rentan.
Masa depan ekonomi Argentina kini bergantung pada seberapa lama Milei dapat menahan tekanan jalanan sambil mempertahankan dukungan politik yang rapuh di Kongres.































