Jakarta – Demonstrasi terjadi di kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), menyentil Menristekdikti Satryo Soemantri Brodjonegoro.
Kementerian ini dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto pada awal pemerintahannya. Sebelumnya, di bawah pemerintahan Presiden ke-6 RI Joko Widodo periode kedua, tugas pendidikan tinggi, riset, dan teknologi berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai Direktorat Jenderal. Satryo Soemantri Brodjonegoro, yang pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Dikti pada 1999-2007, ditunjuk oleh Prabowo menjadi Menristekdikti.
Pada Senin (20/1/2025) pagi, demonstrasi digelar di Kantor Kemdiktisaintek di Jakarta. Dilansir ANTARA, massa menyanyikan lagu kebangsaan dan membawa spanduk dengan tulisan protes seperti “Institusi negara bukan perusahaan pribadi Satryo dan istri!” dan “Kami ASN, dibayar oleh negara, bekerja untuk negara, bukan babu keluarga, #lawan #menterizalim #paguyubanPegawaiDikti”. Karangan bunga protes juga ada, dengan tulisan seperti ‘Berdiri Bersama Hari Ini Untuk Dikti yang Lebih Baik #LAWAN! #MenteriDzolim#PaguyubanPegawaiDikti’ dan ‘Berlaku Bajik Pada Karyawan Sebelum Mencitrakan Bijak di Keramaian’.
Unjuk rasa ini diikuti oleh sekitar 235 pegawai yang ingin publik dan Presiden Prabowo Subianto mengetahui kondisi di Kemdiktisaintek. Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan bahwa parlemen akan mempelajari apa yang sebenarnya terjadi di Kemdiktisaintek dan siap memberikan evaluasi jika diperlukan.
Duduk Perkara
Demonstrasi tersebut adalah reaksi atas pemecatan pegawai secara sepihak dan mendadak beberapa waktu lalu. Pegawai yang dipecat itu bernama Neni Herlina. “Mungkin ada kesalahpahaman di dalam pelaksanaan tugas dan itu menjadi fitnah atau suuzon bahwa Ibu Neni menerima sesuatu, padahal dia tidak melakukannya,” kata Suwitno, dikutip Antara, Senin (20/1/2025). Neni mengaku pemecatannya dilakukan oleh Menteri Satryo dan ia disuruh pindah kerja ke kementerian lain.
“Saya disuruh ke Kemendikdasmen (Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah) pokoknya begitu,” ujar Neni saat ditemui dalam aksi damai di depan kantor Kemdiktisaintek, dikutip ANTARA. Neni merasa diperlakukan tidak baik oleh Menteri Satryo dan menjelaskan hal ini kepada wartawan di Kemendiktisaintek.
“Ketika saya menjalankan tugas, tapi ya perlakuannya sudah begitu. ‘Ini kesalahan pertama ya’ waktu pertama kali. ‘Nanti kalau dua lagi, saya pecat kamu’ dari pertama tuh udah begitu,” kata Neni. Neni akhirnya diminta untuk tidak muncul terlebih dahulu oleh Sekjen Kemdiktisaintek maupun rekannya. “Ya udah. Akhirnya saya dilobiin sama Pak Sekjen, nggak usah nongol lah. Sampai akhirnya ada banyak kejadian. Yang namanya ngurusin kerumahtanggaan kan ribet ya, banyak hal. Jadi akhirnya, sudah teman-teman suruh (saya) ngumpet lah istilahnya,” jelasnya.
Neni juga menceritakan kejadian lainnya saat tim rumah tangga memasang internet di rumah Menteri Satryo. Dia mengatakan Satryo marah karena pemasangan internet sampai malam. Satryo marah dan menelepon ketua timnya bernama Angga, namun tak diangkat karena kondisi sedang sakit. Karena tak dijawab, Satryo kemudian memberi pesan pemecatan melalui WhatsApp ke Neni sebagai penanggung jawab di tim tersebut.
“Marah, dia langsung dia nelepon ketua tim saya. Kebetulan Mas Angga waktu itu lagi sakit. Jadi nggak angkat telepon, itu udah malam-malam gitu. Terus akhirnya nggak diangkat. Nggak diangkat kan namanya orang sakit mungkin berobat. Mungkin ketiduran gitu ya. Tapi akhirnya di-WA ‘saya pecat kamu’,” imbuhnya. Neni juga mengaku menerima informasi pemecatan lewat Sekjen Kemendikti. Menteri Satryo disebut menghubungi Sekjen Kemendikti agar memecat Neni dan ketua timnya. “Masalah WiFi WA-nya begini ‘Pak Sekjen tolong dikeluarkan Mas Angga dan Neni’,” kata Neni.
Menteri Satryo: Ada yang tak berkenan mutasi besar
Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan bahwa demo tersebut adalah buntut dari mutasi besar-besaran yang dilakukan kementerian. Ini, kata Satryo, ada hubungannya dengan pemekaran kementerian di awal periode Kabinet Merah Putih yang dibentuk Presiden Prabowo. “Demo itu terkait kami sedang melakukan upaya mutasi besar-besaran karena pecahnya jadi tiga menteri, kita perlu banyak orang, kita ingin benahi sesuai amanat presiden harus hemat dengan anggaran pemerintah,” kata Satryo setelah menghadiri pelantikan Rektor ITB di Bandung, dilansir detikJabar.
Satryo mengakui ada pihak yang tidak ingin dimutasi sehingga terjadi demonstrasi. “Kita melakukan mutasi yang cukup besar, karena memang ada pihak yang tidak berkenan,” sebutnya. Satryo juga membantah tuduhan sebagai menteri pemarah dan suka menampar. “Nggak ada, tidak benar,” katanya.
Sekjen Kementerian
Sekjen Kemdiktisaintek, Togar M Simatupang, menyebutkan bahwa tidak ada pemecatan ASN secara mendadak. Togar mengatakan bahwa penyelesaian konflik dengan pegawai bisa diselesaikan lewat dialog. Pernyataan Togar merespons adanya aksi ASN Kemdiktisaintek di kantor yang diduga dipicu pemecatan mendadak terhadap pegawai bernama Neni Herlina.
“Tidak sejauh itu, dalam penataan ada tingkat layanan dan mutu yang harus dijamin oleh bagian atau individu. Ada perbedaan dan tentu aplikasi penghargaan dan pembinaan,” kata Togar. Togar juga mengatakan bahwa pihaknya membuka ruang dialog untuk menyelesaikan permasalahan pegawai. Dialog itu agar ada solusi terbaik bagi pegawai. “Sebenarnya masih tersedia ruang dialog yang lebih baik dan ini tetap dengan tangan yang terbuka, pemikiran yang terbuka, dan pencapaian resolusi yang terbaik,” lanjutnya.
Dirjen Dikti
Dirjen Dikti Kemdiktisaintek, Khairul Munadi, juga menanggapi. Dia menjelaskan bahwa lembaganya terbuka dengan berbagai aspirasi, termasuk aspirasi yang disampaikan lewat demonstrasi tersebut. Pimpinan Kemdiktisaintek, jelas Khairul, akan mencari solusi terbaik terkait dinamika yang terjadi pada proses transisi ini. Ia menyebut rotasi, promosi, dan mutasi ASN pada masa transisi kementerian ini adalah hal yang lumrah sebagai upaya penyegaran organisasi. “Rotasi, promosi, maupun mutasi pada masa transisi Kementerian merupakan dinamika yang bisa saja dialami oleh setiap institusi,” kata Khairul.
Saat ini, Kemdiktisaintek sedang memproses berbagai program yang telah diamanatkan oleh Presiden Prabowo Subianto demi menyukseskan Astacita.
Kata Istana
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, tidak banyak bicara terkait persoalan itu. Ia mendorong pihak kementerian untuk membuka dialog internal. “Kita tunggu saja hasil dialog yang akan dilakukan di internal kementerian tersebut,” kata Hasan kepada wartawan. Hasan yakin persoalan itu bisa diselesaikan secara dialog. Menurutnya, dialog dari hati ke hati adalah salah satu upaya untuk mencairkan suasana. “Sejauh ini kita yakin bisa diselesaikan dengan dialog dari hati ke hati dan kepala dingin,” ujarnya.