Manila — Ribuan orang di ibu kota Filipina turun ke jalan kemarin untuk mengecam korupsi dalam proyek kontrol banjir yang disebut-sebut menghabiskan miliaran peso dari uang pajak. Aksi awalnya damai, namun kemudian berubah tegang setelah bentrokan dengan polisi yang menggunakan water cannon karena sebagian demonstran, banyak yang mengenakan masker, melempari batu dan merusak fasilitas kepolisian.
Polisi menangkap sekitar 72 orang, termasuk 20 anak di bawah umur. Sedikitnya 39 aparat dilaporkan terluka dalam kerusuhan tersebut, sementara sebuah trailer yang dipakai sebagai barikade dibakar oleh massa. Rekor protes ini dipicu oleh maraknya proyek “ghost infrastructure” (proyek infrastruktur yang dianggap ilegal atau tidak nyata), yang akhirnya menjadi sorotan utama sejak Presiden Ferdinand Marcos Jr mengangkat isu ini dalam pidato kenegaraan pada Juli.
Demonstrasi di Manila kemarin pagi bermula di sebuah taman dengan estimasi peserta mencapai 50.000 orang. Siang harinya, massa bertambah banyak dan melakukan long march menuju EDSA, jalan utama yang juga memiliki nilai sejarah politis.
Para penyelenggara menghendaki pengembalian dana publik yang diduga dicuri dan menghukum para pihak yang bertanggung jawab. Mereka mengecam bahwa proyek-proyek kontrol banjir tersebut sama sekali tidak efektif, dan rakyat masih terus menderita ketika musim hujan datang. Presiden Marcos Jr menyatakan tidak menyalahkan orang yang melakukan protes, sementara DPR telah memulai investigasi yang memicu pengunduran diri Speaker House, Martin Romualdez.
Sumber : Taipei Times