Jakarta, Hallow–Pengacara terkemuka Hotman Paris Hutapea menyampaikan kritik terhadap putusan dalam kasus Jessica Wongso, yang dinyatakan bersalah dalam kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin. Melalui unggahan video di akun Instagram pribadinya, Hotman Paris menyampaikan pesan terbuka kepada Presiden Joko Widodo dan ayah mendiang Mirna, Edi Darmawan Salihin, terkait putusan hakim yang menurutnya tidak sesuai dengan ketentuan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHP) pasal 183.
Hotman Paris merujuk pada pasal 183 KUHP, yang menyatakan bahwa hakim hanya dapat menjatuhkan pidana kepada seseorang jika ada setidaknya dua alat bukti yang sah. Selanjutnya, hakim harus memiliki keyakinan bahwa tindak pidana benar-benar terjadi dan terdakwa adalah pelaku tindak pidana tersebut.
Hotman Paris menyoroti kasus Jessica Wongso, di mana hakim tidak memiliki bukti langsung yang menunjukkan bahwa Jessica Wongso menaruh sianida di dalam kopi mendiang Mirna. Menurutnya, keyakinan hakim tampaknya mendahului dua alat bukti yang sah, dan keyakinan ini didasarkan pada bukti tidak langsung yang dapat diinterpretasikan dengan berbagai cara.
Pengacara berusia 63 tahun ini juga mencatat bahwa tindakan Jessica Wongso, seperti menaruh paper bag di atas meja, tidak cukup untuk dijadikan bukti bahwa dia menyembunyikan sianida agar tidak terlihat saat dimasukkan ke dalam gelas.
Oleh karena itu, Hotman Paris menyimpulkan bahwa putusan terhadap Jessica Wongso jelas melanggar ketentuan dalam Undang-undang.
“Pasal 183 jelas-jelas dilanggar. Tidak ada video yang membuktikan bahwa Jessica memasukkan sianida. Tidak ada bukti tersebut,” tegas Hotman Paris.
Perlu dicatat bahwa kasus kematian Mirna akibat kopi sianida yang melibatkan Jessica Wongso kembali mencuri perhatian publik setelah tayangnya film dokumenter berjudul “Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso” di Netflix. Film ini mengungkapkan sejumlah kejanggalan dalam kasus tersebut dan memunculkan keraguan di kalangan publik terhadap keputusan hukum yang telah diambil.