Situasi inflasi dunia pada Oktober 2025 menunjukkan tren yang beragam di berbagai kawasan. Beberapa negara mengalami kenaikan harga yang cukup tajam, sementara lainnya relatif mampu menahan gejolak.
Tekanan Tarif dan Dampak ke Pasar
Kebijakan tarif impor dan ekspor yang diterapkan sejumlah negara besar, seperti Amerika Serikat, turut mendorong fluktuasi harga. Sejauh ini, sebagian besar perusahaan masih mampu menyerap beban tarif melalui efisiensi internal dan pengurangan margin keuntungan. Namun, para ekonom memperingatkan bahwa daya serap ini tidak bisa bertahan selamanya. Jika tekanan berlanjut, kenaikan harga barang akan lebih terasa di masyarakat.
Variasi Regional
- Inggris, Australia, dan India mencatat kenaikan inflasi yang cukup cepat, terutama pada kebutuhan pokok dan energi.
- Tiongkok dan beberapa negara Asia lainnya relatif lebih stabil, sebagian karena permintaan global yang melambat sehingga menekan harga barang.
- Amerika Serikat mengalami kenaikan inflasi inti akibat dampak tarif impor terhadap barang-barang tertentu.
Tantangan Kebijakan Ekonomi
Bank sentral di berbagai negara menghadapi dilema: menahan inflasi dengan menaikkan suku bunga atau menjaga pertumbuhan ekonomi yang rentan melambat. Negara-negara eksportir juga menghadapi risiko besar, karena pelemahan pasar global bisa menekan pendapatan mereka dan memicu masalah dalam negeri.
Secara keseluruhan, inflasi global pada Oktober 2025 masih berada dalam fase ketidakpastian. Langkah koordinasi antarnegara dan kebijakan fiskal yang adaptif dinilai penting untuk menjaga stabilitas ekonomi jangka panjang.