Kairo, 9 Oktober 2025 — Sebuah perkembangan besar dilaporkan dari Mesir hari ini, di mana Hamas mengumumkan tercapainya kesepakatan gencatan senjata komprehensif dengan Israel. Pengumuman ini disampaikan tepat saat Israel memperingati dua tahun sejak serangan 7 Oktober yang memicu perang habis-habisan di Gaza.
Poin Utama Kesepakatan
Meskipun rincian lengkapnya belum dirilis secara resmi oleh semua pihak, beberapa laporan mengindikasikan bahwa kesepakatan ini bersifat bertahap (multi-tahap) dan mencakup isu-isu krusial:
- Pembebasan Sandera: Tahap awal kesepakatan dilaporkan mencakup pembebasan semua sandera Israel yang masih ditahan di Gaza dalam beberapa hari ke depan.
- Penarikan Pasukan Israel: Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara terpisah mengklaim bahwa pembebasan sandera ini bergantung pada penarikan pasukan Israel dari wilayah Gaza.
- Bantuan Kemanusiaan: Kesepakatan ini diharapkan segera membuka jalur masuk bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh warga Gaza yang telah mengalami krisis parah selama dua tahun konflik.
Reaksi dan Harapan
- Reaksi Warga Gaza: Pengumuman ini disambut dengan air mata haru dan lega oleh warga sipil di Gaza. Bagi mereka, ini diibaratkan sebagai “napas pertama setelah dua tahun dalam neraka perang.”
- Reaksi Politik: Pihak Hamas mendesak agar penjamin internasional (termasuk Mesir, Qatar, dan AS) memastikan Israel tidak melanggar atau menunda pelaksanaan perjanjian tersebut.
- Warga Israel: Di sisi lain, beberapa laporan menyebutkan bahwa warga Israel merasa “patah hati” di tengah peringatan serangan 7 Oktober, karena kesepakatan ini terjadi tanpa konsesi besar dari Hamas.
Kesepakatan ini dipandang sebagai hasil dari tekanan diplomatik internasional, termasuk upaya mediasi dari Mesir dan keterlibatan langsung Amerika Serikat dalam beberapa minggu terakhir. Jika berhasil diterapkan, ini akan menjadi momen penting menuju potensi solusi politik jangka panjang, yang diharapkan mengarah pada penguatan solusi dua negara (two state solution).