ANTANANARIVO, MADAGASKAR, 15 Oktober 2025 – Situasi politik di Madagaskar memanas drastis. Laporan terkini dari ibukota, Antananarivo, mengonfirmasi bahwa militer Madagaskar telah melancarkan kudeta sebagai respons langsung menyusul proses pemakzulan Presiden yang terjadi beberapa waktu sebelumnya.
Peristiwa ini menandai eskalasi krisis politik dan konstitusional yang telah berlangsung lama di negara kepulauan Afrika tersebut. Faksi militer yang mengklaim telah mengambil alih kekuasaan beralasan bahwa langkah tersebut diperlukan untuk mengembalikan ketertiban, stabilitas, dan mengakhiri kekosongan kekuasaan yang muncul akibat pemakzulan.
Militer Ambil Alih Kendali
Juru bicara militer yang tidak disebutkan namanya muncul di televisi nasional untuk mengumumkan pengambilalihan kekuasaan, menyatakan bahwa pemerintah sipil telah gagal dan militer kini memegang kendali atas institusi-institusi utama negara. Kabar ini menambah ketegangan di kawasan, memicu kekhawatiran masyarakat internasional mengenai potensi konflik dan pelanggaran hak asasi manusia.
Komunitas internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Afrika, diperkirakan akan segera mengeluarkan pernyataan keras, mendesak militer untuk menghormati tatanan konstitusional dan mengembalikan kekuasaan kepada pemerintahan sipil. Peristiwa ini menempatkan Madagaskar kembali ke dalam sorotan sebagai salah satu titik rawan ketidakstabilan politik di Afrika.