NEW YORK, 16 Oktober 2025 – Pasar keuangan global hari ini diguncang oleh melonjaknya harga emas, yang dilaporkan menembus rekor harga tertinggi baru. Kenaikan tajam ini dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran investor terhadap potensi memanasnya kembali ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina.
Emas kembali mengukuhkan diri sebagai aset safe haven (aset aman) di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi yang terus meningkat.
Kekhawatiran Baru Memicu Kenaikan Emas
Kenaikan harga logam mulia ini terjadi setelah adanya spekulasi di pasar bahwa AS sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan atau menerapkan tarif impor baru terhadap produk-produk strategis asal Cina. Isu ini dengan cepat memicu reaksi balik dari Beijing, yang diyakini akan mengambil langkah balasan serupa.
Sentimen yang muncul di pasar adalah bahwa perang dagang ini, jika terjadi eskalasi, akan mengganggu rantai pasokan global dan memicu perlambatan ekonomi dunia. Akibatnya, para investor ramai-ramai mengalihkan modal mereka dari aset berisiko, seperti saham, dan berbondong-bondong menuju emas.
Pada waktu yang sama, dolar AS dan mata uang lainnya juga mengalami gejolak, sementara harga minyak dunia menunjukkan kenaikan tipis, menambah tekanan inflasi global.
Fokus Global Tetap pada Stabilitas
Di sisi lain, perkembangan geopolitik di Timur Tengah juga terus menjadi perhatian. Laporan hari ini menyebutkan upaya intensif terus dilakukan untuk menjamin transisi damai di Gaza, termasuk rencana pengiriman pasukan stabilisasi internasional. AS dilaporkan mengajak Indonesia dan empat negara Islam lainnya untuk ikut serta dalam pembentukan pasukan ini, menandakan upaya diplomasi aktif untuk menjaga gencatan senjata tetap berkelanjutan.
Dalam konteks energi, di Eropa, prospek krisis energi masih menghantui. Meskipun terjadi peningkatan pada energi terbarukan, kekhawatiran akan cadangan gas alam cair (LNG) yang menyusut dan pemotongan pasokan dari Rusia masih diperkirakan membuat harga energi di Eropa tetap tinggi sepanjang tahun 2025.
Dengan ketidakpastian ekonomi yang dipicu oleh tensi AS-Cina dan masalah energi yang tak kunjung usai, bagaimana investor ritel di Asia seharusnya menyikapi situasi harga emas yang saat ini sudah mencapai titik rekor?