TEHERAN – Republik Islam Iran mengklaim telah mencapai kemajuan signifikan dalam teknologi luar angkasa militernya setelah sukses menempatkan satelit pengintai generasi ketiga, Noor-3, ke orbit. Pihak militer Iran menyoroti kemampuan satelit strategis ini yang diklaim dapat memperbarui informasi pencitraan dan intelijen setiap 90 menit, sebuah lompatan besar yang meningkatkan kemampuan pengawasan dan komando mereka.
Satelit Noor-3 diluncurkan oleh Pasukan Kedirgantaraan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) menggunakan roket pembawa Qassed dan berhasil ditempatkan pada orbit di ketinggian sekitar 450 kilometer di atas permukaan Bumi pada September 2023.
Peningkatan Kualitas dan Kecepatan Data
Menurut pernyataan dari komandan IRGC, kemampuan Noor-3 untuk memberikan pembaruan data pencitraan setiap 90 menit menunjukkan peningkatan kualitas dan kecepatan yang drastis dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Dalam konteks militer dan intelijen:
- Pencitraan Resolusi Tinggi: Noor-3 dilaporkan memiliki kualitas kamera yang jauh lebih baik daripada pendahulunya, Noor-2, yang berarti mampu menghasilkan foto dan data intelijen yang lebih detail.
- Siklus Ulang Cepat: Kemampuan untuk memperbarui informasi setiap 90 menit berarti satelit tersebut mampu melewati titik yang sama di Bumi (mengulang orbit) dengan interval waktu yang sangat singkat. Hal ini krusial untuk pemantauan target secara real-time atau mendekati real-time, yang sangat penting untuk operasi militer dan pengawasan perbatasan.
- Kemandirian Teknologi: Keberhasilan peluncuran satelit dan roket pembawa yang dikembangkan sendiri ini diklaim oleh Teheran sebagai bukti bahwa sanksi Barat tidak efektif dalam menghentikan kemajuan ilmuwan muda Iran di industri pertahanan dan luar angkasa.
Kekhawatiran Internasional
Meskipun Iran menegaskan program luar angkasanya bersifat damai dan bertujuan untuk kebutuhan informasi, peluncuran ini terus memicu kekhawatiran dari negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat. AS berulang kali menyatakan bahwa teknologi balistik jarak jauh yang digunakan untuk menempatkan satelit ke orbit juga dapat disalahgunakan Iran untuk mengembangkan rudal balistik yang mampu membawa senjata nuklir.
Iran membantah tuduhan ini, bersikeras bahwa program luar angkasanya tidak melanggar hukum internasional dan tidak terkait dengan pengembangan senjata nuklir. Namun, kehadiran satelit pengintai canggih seperti Noor-3 memperkuat posisi Iran sebagai kekuatan teknologi luar angkasa regional.