Sydney, 4 November 2025 – Bursa saham Australia melemah signifikan hari ini, dengan indeks acuan S&P/ASX 200 ditutup pada level terendah dalam enam minggu. Pelemahan ini terjadi seiring kehati-hatian investor menjelang dan menyusul keputusan Reserve Bank of Australia (RBA) untuk mempertahankan suku bunga acuan dan memberi sinyal bahwa pelonggaran kebijakan moneter masih jauh.
Keputusan RBA: Suku Bunga Ditahan, Pasar Kecewa
Reserve Bank of Australia (RBA) hari ini memutuskan untuk menahan suku bunga acuan (cash rate) di level 3,60%, sesuai dengan ekspektasi sebagian besar pasar dan analis. Namun, pasar saham bereaksi negatif terhadap pernyataan kebijakan yang dirilis.
| Keputusan Moneter RBA (November 2025) | Detail | 
| Suku Bunga Acuan | Ditahan pada 3,60% (Sesuai Konsensus) | 
| Alasan Utama | Adanya sinyal peningkatan kembali tekanan inflasi, terutama setelah data Inflasi Inti Kuartal III yang lebih tinggi dari perkiraan. | 
| Sinyal Kebijakan | RBA mengisyaratkan sikap “berhati-hati” dan menegaskan perlunya waktu yang lebih lama bagi inflasi untuk kembali ke kisaran target 2%–3%. | 
Pasar sempat mengalami rebound singkat setelah pengumuman, namun dengan cepat berbalik melemah karena pernyataan RBA mengindikasikan bahwa harapan pemotongan suku bunga dalam waktu dekat – yang biasanya menjadi dorongan bagi pasar saham – telah memudar.
Dampak di Pasar Saham (S&P/ASX 200)
Indeks S&P/ASX 200 ditutup turun sebesar 0,91% atau 81,1 poin, berakhir di level 8.813,7. Ini merupakan penurunan harian kelima dalam enam sesi perdagangan terakhir.
Sektor-sektor yang Paling Tertekan:
- Sektor Material/Pertambangan: Menjadi penyumbang penurunan terbesar, melemah hingga 1,8% dan mencapai level terendah dalam sebulan. Saham-saham besar seperti BHP dan Rio Tinto masing-masing turun sekitar 1,5% hingga 2,5%, dipicu oleh kekhawatiran permintaan global dan penurunan harga bijih besi.
 - Sektor Keuangan: Sub-indeks finansial turun 0,4%, dengan Commonwealth Bank of Australia mencatat penurunan 0,8%.
 - Sektor Consumer Discretionary: Saham-saham ritel juga tertekan, mencerminkan kekhawatiran bahwa suku bunga yang tetap tinggi akan menekan daya beli konsumen Australia.
 
Para analis pasar berpendapat bahwa pergerakan indeks S&P/ASX 200 di atas 9.000 akan sulit terjadi tanpa adanya bukti yang lebih jelas mengenai disinflasi (penurunan laju inflasi) atau panduan kebijakan moneter yang lebih dovish (lunak) dari RBA.
			



























                                
                                
                                


