BRUSSEL – Rencana perdamaian konflik Rusia-Ukraina yang diinisiasi oleh Amerika Serikat (AS), yang kabarnya mencakup 28 poin krusial, dilaporkan memicu keresahan di kalangan pemimpin negara-negara Eropa. Kekhawatiran muncul terkait detail rencana tersebut yang dinilai dapat merugikan kepentingan keamanan Eropa.
Rencana yang bersifat rahasia itu diduga memuat syarat-syarat yang berpotensi memaksa Ukraina membuat konsesi wilayah kepada Rusia.
Di tengah dinamika tersebut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memberikan sinyal kesiapan untuk melakukan negosiasi cepat dengan pihak Rusia. Perubahan sikap ini diinterpretasikan sebagai upaya Kyiv untuk mengambil inisiatif diplomatik sebelum rencana AS tersebut mencapai tahap final.
“Kami menyambut baik semua inisiatif damai, namun kami harus memastikan integritas wilayah Ukraina tetap menjadi prioritas. Kami siap untuk negosiasi cepat, asalkan pihak Rusia menunjukkan niat serius untuk perdamaian yang adil,” ujar juru bicara kepresidenan Ukraina, hari ini.
Kepala Dewan Eropa, dalam sebuah pertemuan darurat, menyatakan bahwa rencana AS harus diselaraskan dengan kepentingan Uni Eropa dan NATO. Eropa khawatir, skema damai yang terlalu cepat dapat memberikan keuntungan strategis kepada Rusia di masa depan.

































