JAKARTA – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta melakukan evaluasi internal dan menata ulang sistem operasional pengangkutan sampah menyusul insiden meninggalnya seorang sopir truk sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang. Sopir tersebut meninggal karena serangan jantung yang diduga dipicu oleh kelelahan akibat antrean bongkar muat yang panjang.
Langkah-Langkah Perbaikan DLH DKI
Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menyatakan bahwa aspek keselamatan kerja harus menjadi pijakan utama, dan semakin lama truk mengantre, semakin tinggi risiko kelelahan pengemudi.
-
Perbaikan Sistem Antrean: DLH akan memperbaiki sistem antrean truk di TPST Bantargebang.
-
Penataan Ulang Jadwal: Pola dan jadwal pengangkutan sampah dari lima wilayah kota akan ditata ulang untuk menghindari penumpukan pada jam-jam tertentu.
-
Tujuan: Penataan ini bertujuan menciptakan arus pembuangan yang lebih stabil, menekan waktu tunggu, dan memastikan kondisi kerja yang lebih manusiawi dan terukur bagi para petugas.
-
Jaminan Kesejahteraan: DLH memastikan seluruh hak dan santunan bagi keluarga almarhum sedang diproses, termasuk percepatan administrasi BPJS Ketenagakerjaan.
-
Pemeriksaan Kesehatan Rutin: Seluruh petugas lapangan DLH yang telah difasilitasi BPJS Kesehatan akan diminta rutin melakukan pemeriksaan kesehatan gratis di fasilitas kesehatan.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi DLH untuk memperketat standar keselamatan kerja guna mencegah terulangnya kejadian serupa.































