Brussel – Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa akhirnya mencapai kesepakatan penting dalam perundingan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), setelah melewati negosiasi panjang lebih dari satu dekade. Kedua pihak sepakat menandatangani dokumen “substantive conclusion” yang dianggap sebagai tonggak baru hubungan dagang bilateral.
Dalam kesepakatan ini, Uni Eropa berkomitmen untuk menghapus tarif hingga 80% produk ekspor Indonesia, termasuk sektor unggulan seperti minyak sawit, tekstil, perikanan, dan sejumlah produk manufaktur. Dengan demikian, barang-barang asal Indonesia akan memiliki daya saing lebih besar di pasar Eropa yang memiliki lebih dari 450 juta konsumen.
Menteri Perdagangan Indonesia menegaskan bahwa perjanjian tersebut menjadi langkah strategis untuk memperluas pasar sekaligus meningkatkan investasi dari Eropa. Pemerintah juga berharap kerja sama ini dapat mendukung hilirisasi industri nasional, khususnya pada sektor mineral kritis dan energi terbarukan, yang menjadi fokus pembangunan jangka panjang.
Dari sisi Eropa, Komisioner Perdagangan UE menyatakan bahwa CEPA akan memperkuat rantai pasok global, mengurangi ketergantungan dari kawasan tertentu, sekaligus membuka peluang bagi perusahaan Eropa untuk berinvestasi di Indonesia. Dengan nilai perdagangan bilateral yang mencapai USD 30,1 miliar pada 2024, keduanya menargetkan angka tersebut meningkat tajam setelah implementasi penuh CEPA yang dijadwalkan berlaku mulai 1 Januari 2027.
Meski disambut positif, terdapat sejumlah catatan kritis. Sejumlah organisasi lingkungan menilai kesepakatan ini harus dibarengi dengan komitmen tegas terhadap isu keberlanjutan, khususnya terkait ekspor minyak sawit. Mereka khawatir relaksasi tarif justru mendorong deforestasi baru di Indonesia.
Sebagai langkah tindak lanjut, pemerintah Indonesia menyebut akan memperkuat standar sertifikasi dan mematuhi regulasi Eropa terkait produk berkelanjutan. Di sisi lain, UE juga menjanjikan dukungan teknis serta pendanaan untuk mendorong transisi energi dan praktek bisnis yang ramah lingkungan.
Para analis perdagangan menilai CEPA dapat menjadi perjanjian dagang terbesar yang pernah ditandatangani Indonesia dengan mitra kawasan. Ke depan, implementasi yang konsisten dan keterbukaan dalam menyelesaikan sengketa dagang akan menjadi kunci keberhasilan kesepakatan ini.
Sumber: Reuters