NEW YORK, 17 November 2025 – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) hari ini menggelar sidang penting yang diakhiri dengan pemungutan suara (voting) krusial terkait pembentukan pasukan internasional. Inisiatif pembentukan pasukan ini bertujuan untuk mengamankan dan menstabilkan situasi di Jalur Gaza pasca-konflik berkepanjangan.
Voting ini digelar di tengah meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah, menyusul laporan mengenai insiden serangan tank Israel ke wilayah Lebanon. Kejadian tersebut memicu kekhawatiran meluasnya konflik dan memperkuat urgensi DK PBB untuk mengambil langkah nyata di lapangan.
Misi Pasukan Internasional
Menurut laporan dari Kompas dan Liputan6, resolusi yang divoting ini berisi mandat untuk mengerahkan pasukan penjaga perdamaian internasional ke Gaza. Tujuan utama pasukan ini adalah:
-
Mengawasi gencatan senjata dan memastikan kepatuhan pihak-pihak yang berkonflik.
-
Menciptakan koridor kemanusiaan yang aman bagi penyaluran bantuan esensial.
-
Memastikan perlindungan terhadap warga sipil di wilayah yang hancur.
Proses voting ini diprediksi berjalan alot karena memerlukan dukungan tanpa veto dari lima anggota tetap DK PBB (Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Prancis, dan Inggris), di mana beberapa pihak memiliki kepentingan dan pandangan yang berbeda terhadap krisis Israel-Palestina.
Reaksi Pasca Serangan di Lebanon
Insiden penyerangan tank Israel di Lebanon, meskipun diklaim sebagai respons atas ancaman keamanan, telah meningkatkan tekanan diplomatik terhadap Israel. Negara-negara anggota DK PBB yang mendukung resolusi ini menilai bahwa serangan tersebut menunjukkan risiko eskalasi regional yang semakin tinggi, sehingga kehadiran kekuatan netral seperti pasukan internasional di Gaza menjadi sangat mendesak.
Hasil voting akan menentukan nasib resolusi ini, apakah pasukan internasional dapat segera dibentuk dan dikirim, ataukah inisiatif ini akan kembali terganjal oleh dinamika politik global di markas PBB.

































