Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, meminta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) untuk melakukan evaluasi internal setelah adanya demo ASN terkait dugaan pemecatan mendadak. Hetifah juga mendorong penelusuran terkait dugaan bahwa Mendiktisaintek, Satryo S Brodjonegoro, memberhentikan ASN secara tiba-tiba.
“Menurut saya, apapun masalahnya, sebaiknya Kemendiktisaintek segera melakukan evaluasi internal yang transparan dan independen guna menelusuri kebenaran tudingan terhadap Pak Satryo,” kata Hetifah kepada wartawan pada Senin (20/1/2025).
Hetifah juga mengingatkan Kemendiktisaintek untuk membuka ruang dialog dengan pegawai agar tidak ada yang merasa dirugikan. “Selain itu, penting bagi kementerian untuk membuka ruang dialog, pendekatan secara persuasif, dengan para pegawai yang merasa dirugikan, untuk mencari solusi yang adil dan konstruktif,” jelasnya.
Hetifah menyatakan keprihatinannya atas situasi yang terjadi di Kemendiktisaintek dan berharap masalah ini dapat diselesaikan dengan baik di internal kementerian. “Sebagai mitra kerja Komisi X DPR RI kami turut prihatin atas kondisi yang terjadi di kantor Kemdiktisaintek RI, kami berharap permasalahan yang terjadi secara internal di lingkungan Kemdiktisaintek RI dapat diselesaikan dengan baik dan tidak mengganggu kinerja dan pelayanan yang dilakukan oleh Kemdiktisaintek RI,” ucapnya.
Hetifah mengatakan bahwa Komisi X terus memantau permasalahan ini dan menekankan bahwa komisinya mencermati aspirasi dari ASN di Kemendiktisaintek. “Sudah menjadi kewajiban DPR untuk menerima berbagai aspirasi atau pengaduan terhadap permasalahan yang dihadapi warga masyarakat, termasuk ASN. DPR berkomitmen untuk menjaga dan memacu kinerja mitra-mitra komisinya, sehingga setiap permasalahan yang muncul dan perkembangan akan dicermati,” jelasnya.
Hetifah juga menyebutkan bahwa Komisi X DPR akan mengadakan rapat dengan Kemendiktisaintek pada Rabu (22/1) besok. Rapat tersebut akan membahas evaluasi kinerja dan anggaran TA 2024 serta persiapan pelaksanaan program kerja dan anggaran TA 2025. Dalam rapat itu, Komisi X juga akan menanyakan mengenai masalah demo ASN ini. “Pada Raker nanti pasti akan muncul pertanyaan dari para anggota, misalnya mengenai isu-isu bidang Dikti, seperti Tukin Dosen, wacana pembatasan pembukaan Fakultas Kedokteran, dan lain-lain. Permasalahan terkait masalah internal, yaitu aksi demonstrasi para ASN yang menolak kebijakan Mendiktisaintek, bukan tidak mungkin juga akan ditanyakan pada Raker nanti,” sebutnya.
“Komisi X tidak secara khusus mengundang Kementerian untuk hanya membahas satu kasus, namun rapat kerja ini merupakan agenda yang memang untuk membahas berbagai isu terkait kinerja pendidikan tinggi secara umum. Jika pun ada permasalahan atau aspirasi dari masyarakat, sudah menjadi kewajiban DPR untuk menerima berbagai aspirasi atau pengaduan terhadap permasalahan yang dihadapi warga masyarakat, termasuk ASN,” imbuhnya.
Ratusan ASN dari Ditjen Dikti Kemdiktisaintek menggelar demo sebagai buntut dari pemecatan pegawai bernama Neni Herlina yang diduga dilakukan secara mendadak. Neni mengaku bahwa pemecatannya hanya dilakukan secara verbal. “Saya disuruh ke Kemendikdasmen (Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah) pokoknya begitu,” ujar Neni saat ditemui dalam aksi damai di depan kantor Kemdiktisaintek, dikutip Antara, Senin (20/1).
Sebanyak 235 pegawai Kemdiktisaintek melakukan aksi di kantor, berharap kejadian serupa tidak terulang.